Selasa, 22 Januari 2008

Sayang

Sayang

Kata tak lagi bermakna

Nada tak bisa berkata

Angin hanya tertunduk lesu ketika bercumbu dan merayu

Binal sedikit nakal merasa paling Bengal

Meringkik keras bersaing dengan suara alas

Kian lama kian beringas

Menatap tajam di atas teras

Kuncup mawar mulai berat memekar

Menunggu malam pasti kembali

Bohong kau pasti punya itu

Sayang, kau bertahta di singga sana hati

Hai kembang, jangan takut ku rebut

Kembang menggembang berkembang

Biar ku tunggu itu

Aku lengah, maaf tak menjagamu

Memandangmu lewat sosok ibumu aku tak bisa

Sayang, esok aku kan menjemput

Aku bukan tabib

Sakit yang kau rasa benar aku tak bisa merasa

Mengeluh membuatku rapuh

Tapi aku mau, bila kau mau

Ku obati rasa sakitmu dengan pelukanku

Membagi rasamu padaku

Biar aku terluka dan tertawa

1000 tahun aku kan berbagi denganmu

Namun sedetik waktu dapat meninggalkanku

Di dalam kamarku

Biar bermain jari jemariku

Suaranya keluar dari senar ini

Es teh manis di bawa seorang kekasih

Di luar hujan deras

Ia masih sigap di sampingku

Malam tak mau berganti

Mimpiku malam itu

Tidak ada komentar: