(Chendri list)
Bagiku menulis ini lebih dari satu keadaan yang tak terbatas, ini adalah peristiwa yang terhalang oleh persimpangan. Aku adalah bentuk yang hampir menyerupai kamu, aku adalah pengetahuan yang terhalang oleh keangkuhan, aku adalah sisi lain dari dirinya. Dalam satu masa kau ketahui aku namun dalam keadaan lain hanya aku yang mengetahui dirimu.
Suatu malam malaikat kecil mendatanggiku, ia turun
Aku tak bisa berhadapan denganya, karna tubuhku akan menjadi kaku dan bergetar saat langsung melihatnya, kadang aku hanya melihat dari balik tirai yang ia adakan, kadang pula aku melihatnya dari kerudung putih ala mini. Satu waktu aku menghapus gambarnya yang aku peroleh dari kawanku, dengan pena hitam aku hitamkan gambarmu dan dengan bara api aku hanguskan sampai melebur manjadi abu, Namun apa yang ku dapat? Alam fikiranku slalu saja menghimpun wajahnya kembali dan menyuguhkannya lagi di benaku lebih cantik, rupawan dan sempurna. Alam kini menbuat satu kidung untukku, simfoni tentang aku, alam membuka kidung itu dan mendengarkanya padakau hanya dua waktu, saat di tepi pantai ketika fajar menyingsing dan kenbali pulang.
Kalau waktu bolehkan aku untuk berdekatan dengannya, akan ku gandeng lengannya dan berjalan telanjang kaki menuju cahaya itu, sambil ku lantunkan do’a
“Ya tuhan telah kau dekatkan aku padanya, aku kini tlah di hibur dengan cahaya matanya, seperti kau hiasi langit pada malam itu”. Kini aku hanya akan menunggu satu keajaiban yang tuhan beri kepadaku lalu memberi pengetahuaan kepadanya dengan menuntun hatinya untuk ketahuai aku.
Saat malam sosok samarnya slalu di sini berbaring, tersenyum dan berdendang di sampingku,lalu aku juga slalu menyanyikan lullabi untuknya untuk dirinya.
“Rebahkan tubuhmu di permadani ini , sampai esok tiba hingga simfoni mimipi menghampiriku, usah kau takut pada langit yang gelap karna aku akan salu menjaga dirimu. Sejenak ku beranjak pergi untuk redupkan lentera yang ada di bilik kamarku dan akan aku tutup tirai itu agar tubuhmu tak terjamah oleh angin malam, kini aku ada di sampingmu kembali, tidurlah di dadaku dan cobalah untuk memejamkan mata sedalm samudra cinta. Moga kini kau dapat tertidur lelep dan bermimipilah di taman yang indah wahai kekasih yang belum termilik”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar