Disini kita akan masuk kepada suatu dunia yang tak jauh beda dengan dunia yang kita tempati, hanya saja ada perbedaan yang akan kau temu disini. Ini merupakan suatu desa yang ada dipinggiran Tasikmalaya, udaranya masih sejuk, pohonya masih hijau walaupun ada sedikit yang menguning, dan orangnya ramah-tamah, Godebag nama dusun yang agaknya kini dilupakan berganti dengan sebutan Suryalaya
Dibibir daun yang hijau terlihat butirang embun yang akan jatuh, namun dia urungkan niat untuk menjatuhkan dirinya ke hamparan bumi saat ini, namun dia tak kuasa menentukan itu, ketika waktu datang menghitungnya dan momenpun tiba dihadapanya ketika itu embunpun menjatuhkan dirinya yang bening untuk bumi. Udara masih teras sejuk untuk dihirup dan dingin ketika pori-pori ini mulai menyentuhnya, Disebuah tempat yang dinamakan Madarasah berjejer puluhan bahkan ratusan orang, mereka ingin berziarah kepada seorang yang alim, Abah anom orang orang biasa menyebutnya seperti ini, nama aslinya ialah syekh. Ahmad sohibulwafa Tajul ‘Arifin, Beliau seorang mursyid tarikat mu’tabaroh Qadriah wa Naqsyabandiah. Seorang yang alim seperti beliau tidak mengacuhkan orang yang akan menemuinya meskipun beliau tergolong manusia yang telah lanjt usia jasadnya. Sebuah karomah dari seorang guru dinanti oleh para manusia yang ingin diakui sebagai murid, meskipun harus berdesak-desakan dengan antrian yang pajang, sebuah jabatangan taupun sentuhan kecil menjadi sebuah kenikmatan tersendiri ketika bertemu dengan seorang mursyid.
Yang terkasihi
Sejauh kuberziarah disini kudapati segala karomah
Disuatu tempat persingahan
Dari seorang yang dipilih Allah
Jariku tak mampu kusentuhkan
Bibirkupun bergetar dan bungkamlah ucapan
Hanya kupandang wajahmu dan puaslah aku
Ku rela kau bentuk hati ku
Biar saja kau bimbing akal ku
Bila tercipta itulah aku sebenarnya
Oh Mahakasih,
Oh kau yang terkasihi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar